wayang kulit gandhu
Pusat kerajinan wayang Kulit Nganjuk terletak di desa Gandu (±5km barat kota Nganjuk). Wayang berbahan baku kulit kambing dan kerbau ini telah mencapai pasar dunia di tahun 1996, dikirim ke Kaledonia Baru dan Perancis.
Tari Tayub merupakan kesenian asli Jawa yang juga merupakan tarian pergaulan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat.Pada saat menari, sang penari wanita yang disebut ledek mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. Penari Tayuban terdiri dari penabuh Gamelan, Sinden dan penari yang biasanya dibawakan oleh wanita.Tempat pelatihan (padepakan) dan pendidikan bagi penari Tayub ini terletak ±10 km timur kota Nganjuk, tepatnya di desa Sambirejo dusun Ngrajeg kecamatan Tanjung Anom. Padepokan yang memiliki fasilitas : Pendopo, kamar rias, kamar tidur, ruang dalam, tempat pentas, seperangkat Gamelan dan busana tari ini juga menyelenggarakan wisuda penari Tayub.
Tari Mungdhe
Tari Mung Dhe adalah tari tradisional yang diciptakan oleh sisa – sisa prajurit pangeran Diponegoro yang menetap di desa Tremas kecamatan Patianrowo. Gerakan tarian yang berasal dari desa Garu, kecamatan Baron, Nganjuk ini menggambarkan perjuangan, yaitu latihan berbaris dan perang.
Tari yang bertemakan kepahlawanan ini melibatkan 14 pemain dengan masing-masing peran diantaranya ; 2 orang sebagai penari/prajurit, 2 orang sebagi pembawa bendera, 2 orang sebagai botoh, 8 orang sebagai penabuh /pengiring.
Dewasa ini tari Mung Dhe sering menjadi tarian pengiring upacara adat, seperti Gembyangan Waranggana Jamasan Pusaka dan juga ditampilkan pada acara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk, seperti Pemilihan Duta Wisata, maupun Grebeg Suro.
Tari Salepok
Tari Salipuk adalah tarian asli dari kota Nganjuk, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda mudi yang berarti tarian pergaulan Tari Salipuk adalah pengembangan dari Tari Tayub yang sebelumnya sudah ada di Nganjuk, Tari ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang berawal dari pengamen yang bernama Salipuk, pekerjaan setiap hari adalah berkeliling kampung untuk menghibur orang sambil membawa kendang. Orang-orang sangat menyukai hiburan yang diberikan oleh Salipuk, sehingga dia sering dipanggil ke kampung-kampung untuk menghibur orang. Lalu dia akhirnya mengembangkannya menjadi tari yang berpasangan. Sampai saat ini tari Salipuk masih banyak ditarikan pada acara-acara tertentu seperti acara resmi, acara perkawinan atau pada saat upacara adat. Meskipun tarian ini hanya melibatkan dua orang, tetapi atraksi tari ini membutuhkan tempat yang luas karena gerakannya sangat dinamis dan penarinya harus berlari kesana-kemari. Tari Salipuk menggunakan iringan musik tradisional Jawa dengan tembang khusus yang liriknya sesuai dengan jalan cerita tarian.
0 komentar:
Posting Komentar